2.19 2006-05-27
Informasi Filesystem Apakah fstab itu?

Di Linux, semua partisi-partisi yang digunakan di sistem harus terdaftar di /etc/fstab. File ini berisi mountpoin-mountpoin dari semua partisi-partisi tersebut (yang dapat ditemui di struktur filesystem), bagaimana cara partisi tersebut dimount dan dengan opsi-opsi khusus apa (otomatis atau tidak, dapatkah user me-mount, dll.).

Menciptakan /etc/fstab

/etc/fstab menggunakan sebuah sintaks khusus. Setiap baris memiliki 6 bagian, yang dipisahkan oleh spasi (spasi, tab, atau keduanya). Setiap bagian memiliki artinya tersendiri:

  • Bagian pertama menunjukkan partisi yang dijelaskan (path ke file device tersebut)
  • Bagian ke dua menunjukkan mountpoin tempat partisi tersebut di-mount
  • Bagian ke tiga menunjukkan filesystem yang digunakan oleh partisi tersebut
  • Bagian ke empat menunjukkan opsi mount yang digunakan oleh mount ketika me-mount partisi tersebut. Karena setiap filesystem memiliki opsi-opsi mount mereka tersendiri, anda dianjurkan untuk membaca manual mount (man mount) untuk mendapatkan daftar yang lengkap. Opsi-opsi mount dipisahkan oleh koma.
  • Bagian ke lima digunakan oleh dump untuk menentukan apakah sebuah partisi perlu di-dump atau tidak. Pada umumnya, anda dapat mengisi bagian ini dengan 0 (nol)
  • Bagian ke enam digunakan oleh fsck untuk menentukan urutan dari filesystem yang akan diperiksa jika sistem tidak di shut down dengan benar. Filesystem root seharusnya berisi angka 1 dan sisanya berisi angka 2 (atau 0 jika pemeriksaan filesystem tidak diperlukan)

File /etc/fstab default yang disediakan oleh Gentoo bukanlah file fstab yang benar, jadi jalankan nano (atau editor favorit anda) untuk menciptakan file /etc/fstab anda:

# nano -w /etc/fstab

Marilah kita lihat cara menulis opsi-opsi untuk partisi /boot. Berikut ini hanyalah sebuah contoh, jadi jika arsitektur anda tidak memerlukan partisi /boot (mis. mesin PPC Apple), jangan ditiru langsung.

Di contoh partisi x86 default kita, /boot berada di partisi /dev/hda1, dengan ext2 sebagai filesystem. Partisi ini perlu diperiksa sewaktu proses boot, jadi kita isi dengan:

/dev/hda1   /boot     ext2    defaults      1 2

Beberapa pengguna tidak ingin partisi /boot mereka di-mount secara otomatis untuk meningkatkan keamanan sistem mereka. Pengguna tersebut sebaiknya menggantikan defaults dengan noauto. Hal ini berarti anda perlu me-mount partisi ini secara manual setiap kali anda ingin menggunakannya.

Sekarang, untuk meningkatkan performa, kebanyakan penggunakan mungkin ingin menambahkan opsi noatime sebagai opsi mount, yang menghasilkan sistem yang lebih kencang karena waktu akses tidak diregister (biasanya anda tidak memerlukannya):

/dev/hda1   /boot     ext2    defaults,noatime  1 2

Jika kita lanjutkan terus, kita akan berakhir dengan tiga baris berikut (untuk /boot, / dan partisi swap):

/dev/hda1   /boot     ext2    defaults,noatime  1 2
/dev/hda2   none      swap    sw                0 0
/dev/hda3   /         ext3    noatime           0 1

Terakhir, anda sebaiknya menambahkan baris untuk /proc, tmpfs (diperlukan) dan drive CD-ROM anda (dan tentu saja, jika anda memiliki partisi atau drive lain, tambahkan juga):

/dev/hda1   /boot     ext2    defaults,noatime     1 2
/dev/hda2   none      swap    sw                   0 0
/dev/hda3   /         ext3    noatime              0 1

none        /proc     proc    defaults             0 0
none        /dev/shm  tmpfs   nodev,nosuid,noexec  0 0

/dev/cdroms/cdrom0    /mnt/cdrom    auto      noauto,user    0 0

Opsi auto membuat mount menebak filesystem (direkomendasikan untuk media yang dapat dipindah-pindah karena mereka dapat dibuat menggunakan berbagai filesystem) dan opsi user membiarkan user non-root me-mount CD.

Sekarang, gunakan contoh di atas untuk menciptakan file /etc/fstab anda. Jika anda adalah pengguna SPARC, anda sebaiknya menambahkan baris berikut ke file /etc/fstab anda juga:

none        /proc/openprom  openpromfs    defaults      0 0

Periksa kembali file /etc/fstab anda, simpan dan keluarlah untuk melanjutkan ke bagian selanjutnya.

Informasi Jaringan Hostname, Domainname, dll.

Salah satu pilihan yang harus dibuat oleh pengguna adalah memberi nama PC mereka. Hal ini tampaknya mudah, tetapi banyak pengguna menemui kesulitan untuk mencari sebuah nama yang tepat bagi komputer mereka. Untuk mempersingkat waktu, nama yang anda pilih dapat diubah-ubah nantinya. Anda dapat saja memberi nama sistem anda tux dan nama domainnya homenetwork.

Kita akan menggunakan nama tersebut di contoh berikutnya. Pertama, kita akan mengeset hostname:

# nano -w /etc/conf.d/hostname

(Set variabel HOSTNAME hostname anda)
HOSTNAME="tux"

Kedua, kita set nama domain:

# nano -w /etc/conf.d/domainname

(Set variabel DNSDOMAIN ke domain name anda)
DNSDOMAIN="homenetwork"

Jika anda memiliki sebuah domain NIS (jika anda tidak mengetahui apa artinya, berarti anda tidak punya), anda perlu mendefenisikannya juga:

# nano -w /etc/conf.d/domainname

(Set variabel NISDOMAIN NIS domain name anda)
NISDOMAIN="my-nisdomain"
Mengkonfigurasi Jaringan Anda

Sebelum anda merasa "Hey, kita telah melakukannya", anda seharusnya ingat bahwa jaringan yang kita set up di awal proses instalasi Gentoo ditujukan untuk instalasi. Sekarang, anda akan mengkonfigurasi jaringan untuk sistem Gentoo anda secara permanen.

Penjelasan lebih rinci tentang jaringan, termasuk topi-topic lanjutan seperti bonding, bridging, 802.1Q VLANs atau jaringan nirkabel (wireless) terdapat di seksi Konfigurasi Jaringan Gentoo.

Seluruh informasi jaringan dikumpulkan di file /etc/conf.d/net. File tersebut menggunakan sintaks yang mudah tapi tidak mudah dimengerti jika anda tidak tahu cara men-setup jaringan secara manual. Tidak usah takut, kami akan menjelaskan semuanya. Contoh-contoh yang diberi komentar untuk berbagai macam konfigurasi terdapat di /etc/conf.d/net.example.

DHCP digunakan secara default dan tidak memerlukan konfigurasi lanjutan.

Jika anda perlu mengkonfigurasi jaringan anda karena harus menggunakan opsi khusus DHCP tau karena anda tidak menggunakan DHCP sama sekali, bukalah file /etc/conf.d/net menggunakan editor favorit anda (nano di contoh ini):

# nano -w /etc/conf.d/net

Anda akan melihat file berikut ini:

  # This blank configuration will automatically use DHCP for any net.*
  # scripts in /etc/init.d.  To create a more complete configuration,
  # please review /etc/conf.d/net.example and save your configuration
  # in /etc/conf.d/net (this file :]!).

Untuk memasukkan IP address, netmask dan gateway, anda perlu mengeset config_eth0 dan routes_eth0:

  config_eth0=( "192.168.0.2 netmask 255.255.255.0 brd 192.168.0.255" )
  routes_eth0=( "default gw 192.168.0.1" )

Untuk menggunakan DHCP dan opsi khusus DHCP, masukkan config_eth0 dan dhcp_eth0:

  config_eth0=( "dhcp" )
  dhcp_eth0="nodns nontp nonis"

Silahkan baca /etc/conf.d/net.example untuk mendapatkan daftar opsi yang tersedia

Jika anda memiliki beberapa interface jaringan, ulangi langkah-langkah di atas untuk config_eth1, config_eth2, dll.

Sekarang simpan konfigurasi tadi kemudian keluar.

Menjalankan Networking Otomatis ketika Boot

Agar interface network anda diaktifkan ketika boot, anda perlu menambahkannya ke runlevel default. Jika anda memiliki interface PCMCIA anda harus melangkahi bagian ini karena interface PCMCIA akan dijalankan oleh skrip init PCMCIA.

# rc-update add net.eth0 default

Jika anda memiliki beberapa interface network, anda perlu menciptakan skrip init net.eth1, net.eth2 dll, yang sesuai. Anda dapat menggunakan ln untuk melakukan ini:

# cd /etc/init.d
# ln -s net.eth0 net.eth1
# rc-update add net.eth1 default
Menulis Informasi Jaringan

Sekarang anda perlu menginformasikan Linux tentang jaringan anda. Ini didefenisikan di file /etc/hosts dan membantu dalam resolusi hostname ke alamat IP dari host yang tidak dapat diresolusi oleh nameserver anda. Anda perlu mencantumkan sistem anda. Anda juga mungkin ingin mencantumkan sistem lain yang ada di jaringan anda jika anda ingin mensetup sistem DNS internal anda.

# nano -w /etc/hosts
(Baris ini mencantukan sistem yang sekarang)
127.0.0.1     tux.homenetwork tux localhost

(Cantumkan sistem-sistem lain yang ada di jaringan anda,
semuanya harus memiliki IP tetap (static) untuk dicantumkan dengan cara
seperti ini.)
192.168.0.5   jenny.homenetwork jenny
192.168.0.6   benny.homenetwork benny

Simpan dan keluarlah dari editor untuk melanjutkan

Jika anda tidak memiliki PCMCIA, anda dapat melanjutkan ke Informasi Sistem. Pengguna PCMCIA sebaiknya membaca bagian berikutnya tentang PCMCIA.

Opsional: Membuat PCMCIA Berfungsi pcmcia-cs hanya tersedia pada arsitektur x86, amd64 dan ppc.

Pengguna PCMCIA pertama-tama harus menginstal paket pcmcia-cs. Termasuk juga pengguna yang ingin menggunakan kernel 2.6 (walaupun mereka tidak akan menggunakan driver-driver PCMCIA dari paket ini). Flag USE="-X" diperlukan untuk menghindari xorg-x11 diinstal pada saat ini:

# USE="-X" emerge pcmcia-cs

Setelah pcmcia-cs terinstal, tambahkan pcmcia ke runlevel default:

# rc-update add pcmcia default
Informasi Sistem Password Root

Pertama-tama, kita set password root dengan mengetik:

# passwd

Jika anda ingin root dapat login melalui konsol serial, tambahkan tts/0 ke /etc/securetty:

# echo "tts/0" >> /etc/securetty
Informasi Sistem

Gentoo menggunakan file /etc/rc.conf untuk konfigurasi umum sistem. Bukalah file /etc/rc.conf dan nikmati semua komentar-komentar di file tersebut :-)

# nano -w /etc/rc.conf

Setelah anda selesai mengkonfigurasi /etc/rc.conf, simpanlah kemudian keluar.

Seperti yang dapat anda lihat, file ini berisi banyak komentar-komentar yang membantu anda dalam men-setup variabel-variabel konfigurasi penting. Anda dapat mengkonfigurasi sistem anda untuk menggunakan unicode dan memilih editor default dan display manager (seperti gdm atau kdm).

Gentoo menggunakan /etc/conf.d/keymaps untuk menangani konfigurasi keyboard. Editlah file ini untuk mengkonfigurasi keyboard anda.

# nano -w /etc/conf.d/keymaps

Perhatikan dengan baik variable KEYMAP: jika anda memilih KEYMAP yang salah, anda akan mendapatkan tampilan yang aneh sewaktu anda mengetik di keyboard anda.

Pengguna sistem SPARC berbasis USB dan clone SPARC mungkin perlu memilih sebuah keymap i386 (mis. "us") daripada "sunkeymap". PPC menggunakan keymap x86 pada kebanyakan sistem. Pengguna yang ingin menggunakan keymap ADB ketika boot harus mengaktifkan pengiriman keycode ADB pada kernelnya dan harus mengeset sebuah keymap mac/ppc di /etc/conf.d/keymaps.

Setelah anda selesai mengkonfigurasi /etc/conf.d/keymaps, simpanlah kemudian keluar.

Gentoo menggunakan /etc/conf.d/clock untuk mengatur opsi jam (clock). Editlah file ini menurut kebutuhan anda.

# nano -w /etc/conf.d/clock

Jika jam hardware anda tidak menggunakan UTC, anda perlu menambahkan CLOCK="local" di file ini. Jika tidak, anda akan melihat jam yang tidak stabil. Lebih lanjut lagi, Windows menganggap jam hardware anda menggunakan waktu lokal, jadi jika anda ingin dualboot, anda harus menyesuaikan variable ini, jika tidak, jam anda akan menggila.

Setelah anda selesai mengkonfigurasi /etc/conf.d/clock, simpanlah kemudian keluar.

Jika anda tidak sedang menginstall Gentoo di hardware IBM PPC64, lanjutkan ke Menginstal Alat-alat Sistem Yang Diperlukan.

Mengkonfigurasi Konsol Seksi ini diperuntukkan bagi platform hardware IBM PPC64.

Jika anda sedang menjalankan Gentoo di perangkat IBM PPC64 dan menggunakan sebuah konsol virtual, anda harus menghapus beberapa baris komentar di /etc/inittab agar virtual konsol bisa mengeluarkan prompt login.

hvc0:12345:respawn:/sbin/agetty -L 9600 hvc0
hvsi:12345:respawn:/sbin/agetty -L 19200 hvsi0

Anda juga harus menggunakan waktu ini untuk memeriksa apakah konsol yang benar telah tercantum di /etc/securetty.

Sekarang anda bisa berlanjut ke Menginstal Tool Sistem Yang Diperlukan.